Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang,
yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk
menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat
supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal,
Sangkuriang marah dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam
keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban
Parahu.
Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia.
Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini.
Di antara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan
sumber-sumber air panas di kaki gunung nya di antaranya adalah di
kasawan Ciater, Subang.
Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung
yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya
menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini
merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan
dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m di atas
permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal
sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika.
Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan
itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung
sunda purba terhadap peristiwa pada saat itu.
comments:
Post a Comment